Katarak adalah proses kekeruhan lensa mata (lens opacity).
Katarak dapat menimbulkan kebutaan (penyebab kebutaan nomor satu di Indonesia), tetapi kebutaan oleh katarak dapat ditanggulangi.
Prevalensi kebutaan katarak di Indonesia sebesar 1,47% pada tahun 1994, dan yang terbesar karena katarak senilis/ ketuaan.
Pembagian Katarak
• Katarak Senilis / Ketuaan, yaitu katarak yang timbul setelah umur 40 tahun, proses pasti belum diketahui, diduga karena ketuaan/ degenerasi.
• Katarak Kongenital, yaitu katarak yang timbul sejak dalam kandungan atau timbul setelah dilahirkan, umumnya disebabkan karena adanya infeksi, dan kelainan metabolisme pada saat pembentukan janin. Katarak Kongenital yang sering timbul karena infeksi saat ibu mengandung, terutama pada kehamilan 3 bulan pertama. Penyakit yang dapat menyebabkan katarak: Toksoplasmosis, dan Rubella/ German measle
• Katarak Traumatika, yaitu katarak yang dapat menyerang semua umur, biasanya karena pasca trauma baik tajam maupun tumpul pada mata terutama mengenai lensa.
• Katarak Komplikata, adalah katarak yang timbul pasca infeksi mata.
Perkembangan katarak:
- katarak insipien, gejala: silau, pandangan ganda. Terjadi karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Kekeruhan biasanya terletak di bagian korteks anterior (depan) dan posterior (belakang).
- katarak imatur, gejala: pandangan berasap, sakit, dan merasa lebih nyaman dengan kacamata. Terjadi hidrasi korteks menyebabkan lensa menjadi cembung, indeks refraksi menjadi berubah sehingga muncul gejala miopia (rabun jauh).
- katarak matur, gejala: lensa mata terlihat putih. Kekeruhan lensa sudah menyeluruh. Bila terus berlanjut bisa sampai stadium intumesen (bengkak).
- katarak hipermatur, gejala: mata kuning, sakit. Terjadi karena pengeriputan lensa dan mencairnya korteks dan nukleus lensa. Massa lensa keluar bila menekan saluran produksi humor aqueos dari badan siliar atau pun saluran pembuangannya, akan menyebabkan tekanan intraokuler meningkat dan terjadilah galukoma.
Penanganan Katarak
- Non bedah: hanya bisa memperbaiki fungsi visual untuk sementara waktu. Beberapa agen yang diduga bisa memperlambat perkembangan katarak seperti penurun kadar sorbitol, pemberian aspirin, vitamin C dan E.
- Bedah: indikasi utama adalah dari keinginan penderita untuk memperbaiki fungsi visual, bukan berdasarkan visus (ketajaman penglihatan) penderita. Beberapa metode bedah yang biasa dipakai:
- Ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK)
- operasi katarak dengan membuang lensa dan kapsul lensa secara keseluruhan.
- terutama dipilih pada kondisi katarak yang tidak stabil, menggembung, hipermatur, dan terluksasi dari tempatnya.
- kontraindikasi: katarak pada anak-anak dan ruptur kapsul karena trauma (kontraindikasi mutlak), miopia tinggi, sindrom Marfan, dan vitreous yang masuk ke camera oculi anterior (COA).
- kelebihan EKIK: peralatan relatif sederhana, pemulihan penglihatan segera setelah operasi dengan menggunakan kacamata =10D.
- kelemahan EKIK: penyembuhan luka yang lama karena besarnya irisan yang dilakukan, pencetus astigmatisme, dan dapat menimbulkan iris dan vitreous inkarserata.
- Ekstraksi katarak ekstrakapsular (EKEK)
- operasi katarak dengan membuang nukleus dan korteks lensa melalui kapsula anterior. Kantong kapsul ditinggal sebagai tempat untuk menempakan lensa tanam (intaocular lens/IOL).
- kelebihan EKEK: irisan kecil, risiko astigmatisme kecil, lebih cepat dalam penyembuhan luka.
- Small incision cataract surgery (SICS)
- seperti EKEK tetapi dilakukan dengan irisan yang lebih kecil sehingga hampir tidak diperlukan jahitan terhadap luka insisi. Dimungkinkan hanya dengan anestesi topikal. Luka lebih cepat sembuh dan risiko astigmatisme yang lebih kecil merupakan keuntungan lain SICS.
- Ekstraksi katarak ekstrakapsular dengan fakoemulsifikasi
- menggunakan alat yang disebut "tip" yang dikendalikan secara ultrasonik untuk memecah nukleus dan mengaspirasi lensa.
- Kelebihan: luka lebih cepat sembuh, risiko astigmatisme bisa diabaikan.
- Kelemahan: kurve pembelajaran lebih lama, biaya tinggi, komplikasi saat operasi bisa lebih serius.
- www.rsmyap.com
- Buku Ilmu Kesehatan Mata oleh Prof. dr. Suhardjo, SU, Sp.M(K) dan dr. Hartono, Sp.M(K), Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
- Sumber-sumber lain.