Selamat Datang di MEDICAL

Minggu, 06 Juni 2010

Sindrom Asperger

Asperger syndrome atau sindrom Asperger (SA) adalah suatu kelainan perkembangan syaraf otak, yang namanya diambil dari seorang dokter Austria (Hans Asperger) yang pada tahun 1944 menerbitkan makalah yang menjelaskan mengenai pola perilaku dari beberapa anak laik-laki yang memiliki tingkat intelegensia dan perkembangan bahasa yang normal, tetapi juga memperlihatkan perilaku yang mirip autisme dan kurang cakap baik dalam interaksi sosial maupun komunikasi dengan orang lain.
Seorang penderita SA dapat menunjukkan bermacam-macam karakter, seperti kekurangan dalam bersosialisasi, mengalami kesulitan bila terjadi perubahan, dan melakukan hal yang sama berulang-ulang. penderita SA hampir selalu mengalami kesulitan dalam membaca bahasa tubuh dan seringkali mengalami kesulitan dalam menentukan dengan baik posisi tubuh dalam ruang (disorientasi ruang dan bentuk).
Oleh karena terlalu sensitif yang berlebihan terhadap suara, penciuman, rasa, dan penglihatan, mereka menyukai pakaian yang lembut, makanan tertentu, dan tidak menyukai suara keributan atau penerangan lampu yang bagi orang biasa tidak menjadi masalah. Mereka memandang dunia dengan cara yang berbeda, sehingga mereka berperilaku aneh atau bahkan luar biasa yang disebabkan perbedaan neurobiologi tersebut, bukan karena mereka ingin berlaku seperti itu dan bukan karena hasil didikan orang tua yang tidak benar.
Penderita SA memiliki IQ normal dan banyak dari mereka (walaupun tidak semua) memperlihatkan pengecualian dalam keterampilan atau bakat dalam bidang tertentu. Mereka dapat menguasai literatur, tetapi sulit menggunakan bahasa dalam konteks sosial.
Sifat-sifat dalam belajar penderita SA :
  1. SA merupakan suatu sifat khusus yang ditandai dengan kelemahan kualitatif dalam berinteraksi sosial. Penderita SA dapat bergaul dengan orang lain, tetapi tidak dapat berkomunikasi dengan baik sehingga mereka akan mendekati orang lain dengan cara yang ganjil (Klin dan Volkmar, 1997).
  2. Meskipun anak-anak penderita SA dapat berbicara lancar saat mencapai usia lima tahun, mereka sering memiliki masalah dalam menggunakan bahasa dalam konteks sosial (pragmatik), dan tidak mampu mengenali sebuah kata yang memiliki arti yang berbeda-beda (semantic) serta khas dalam berbicara/ prosodi (tinggi rendahnya suara, serta tekanan dalam berbicara) (Attwood, 1998). Cara berbicaranya kurang bervariasi dalam hal tinggi rendahnya suara, irama, dan bila telah dewasa, cara berbicaranya kadang terlalu formal. Kesulitan dalam berkomunikasi dapat terlihat dari cara berdiri yang terlalu dekat dengan orang lain, memandang lama, postur tubuh yang tidak biasa, dan tidak dapat memahami gerakan dan ekspresi wajah.
  3. Penderita SA memiliki intelegensia normal sampai di atas rata-rata, dan terlihat berkemampuan tinggi. Mereka cakap dalam memperdalam ilmu pengetahuan, tetapi lemah dalam pengertian dan pemikiran abstrak serta pengenalan sosial. Pemikiran mereka cenderung lebih kaku (Attwood, 1998).
  4. Diperkirakan 50-90% penderita SA mengalami gangguan dalam koordinasi motoriknya, seperti gerakan yang berpindah-pindah (locomotion) dan keseimbangan (Attwood, 1998).
  5. Seorang penderita SA memiliki kesamaan sifat dengan autisme dalam hal menanggapi rangsang sensori. Mereka bisa hipersensitif terhadap suatu rangsangan tertentu.
  6. Penderita SA kadang terlihat seperti tidak memperhatikan lawan bicara, mudah terganggu konsentrasinya dan dapat/ pernah dikategorikan ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) saat didiagnosis dalam masa kehidupan mereka (Myles dan Simpson, 1998).
  7. Rasa takut yang berlebihan. Mereka akan sulit belajar menyesuaikan diri dengan tuntutan bersosialisasi di sekolah.

Tahun 1989, Dr Christopher Gillberg merumuskan kriteria untuk mendiagnosis SA:

  1. gangguan berat dalam interaksi sosial resiprokal (minimal 2 positif)
    1. kesulitan berinteraksi dengan teman/ lawan bicara;
    2. kurang ada keinginan berinteraksi dengan yang lain;
    3. kurang dapat mengapresiasi isyarat sosial;
    4. perilaku yang tidak sesuai secara emosional maupun sosial.

  2. ketertarikan/ interest yang sempit (minimal 1 positif)
    1. memisahkan dari aktivitas lain;
    2. repetitif;
    3. lebih banyak menulis daripada memahami.

  3. posisi yang tidak biasa dari rutinitas dan ketertarikan/ interest (minimal 1 positif)
    1. pada diri sendiri, dalam aspek kehidupan;
    2. pada orang lain.

  4. gangguan bahasa dan bicara (minimal 3 positif):
    1. keterlambatan perkembangan bicara;
    2. bahasa ekspresif secara superfisial;
    3. bahasa formal;
    4. suaranya aneh;
    5. gangguan pemahaman, termasuk misinterpretasi literal;

  5. gangguan komunikasi nonverbal (minimal 1 positif)
    1. terbatasnya penggunaan bahasa tubuh;
    2. bahasa tubuh yang janggal;
    3. ekspresi wajah yang terbatas;
    4. ekspresi yang tidak tepat;
    5. pandangan/ tatapan yang kaku, aneh.

  6. kejanggalan motorik, pada pemeriksaan neurologi menunjukkan hasil yang poor (buruk)

Keenam kriteria di atas harus ada untuk mendiagnosis SA.


Agar lebih mudah memahami SA, Anda bisa melihat akting Shakhrukh Khan dalam My Name Is Khan

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar