Selamat Datang di MEDICAL

Kamis, 26 Mei 2011

Treatment Uncomplicated P. falciparum


Treatment (terapi) P. falciparum uncomplicated malaria
• Kombinasi dua atau lebih obat antimalaria dengan mekanisme aksi berbeda.
• ACT (Artemisinin-based combination therapy) merupakan pilihan utama.
• Diberikan minimal 3 hari untuk memperoleh efek optimal.
• ACT yang direkomendasikan WHO:
o artemether plus lumefantrine,
o artesunate plus amodiaquine,
o artesunate plus mefloquine,
o artesunate plus sulfadoxine-pyrimethamine, and
o dihydrortemisinin plus piperaquine.
• Second-line therapy:
o artesunate plus tetracycline or doxycycline or clindamycin, diberikan selama 7 hari.
o quinine plus tetracycline or doxycycline or clindamycin, diberikan selama 7 hari.

Artemether plus lumefantrine
BSO: tablet standar yang mengandung artemether 20 mg dan lumefantrine 120 mg.
Diberikan 6 dosis regimen selama 3 hari.
Berdasarkan berat badan:
• 5–14 kg: 1 tablet;
• 15–24 kg: 2 tablet;
• 25–34 kg: 3 tablet; dan
• > 34 kg: 4 tablet.
Diberikan 2x sehari selama 3 hari.
Absopsi lumefantrine meningkat dengan adanya lemak, sehingga disarankan minum obat ini setelah makan atau minum yang mengandung lemak (sekitar 1,2 g lemak).

Artesunate plus amodiaquine
BSO: tablet yang mengandung 25/67.5 mg, 50/135 mg, atau 100/270 mg artesunate dan amodiaquine. Ada juga paket blister tablet 50 mg artesunate dan tablet 153 mg basa amodiaquine.
Dosis target: 4 mg/kg/hari artesunate dan 10 mg/kg/hari amodiaquine.
Diberikan 1x sehari selama 3 hari.

Artesunate plus mefloquine
BSO: paket blister tablet 50 mg artesunate dan 250 mg basa mefloquine.
Dosis target: 4 mg/kg/hari artesunate 1x sehari selama 3 hari dan mefloquine 25 mg/ kg yang dibagi menjadi 8.3 mg/kg/hari 1x sehari selama 3 hari.
Efek samping mefloquine: mual, muntah, pusing, gangguan tidur (bila diberikan langsung 25 mg/ kg sekaligus).

Artesunate plus sulfadoxine-pyrimethamine
BSO: tablet 50 mg artesunate dan tablet 500 mg sulfadoxine plus 25 mg pyrimethamine.
Dosis target: 4 mg/kg/hari artesunate diberikan 1x sehari selama 3 hari dan pemberian tunggal 25/1.25 mg/kg sulfadoxine-pyrimethamine pada hari pertama.

Dihydroartemisinin plus piperaquine
BSO: tablet yang mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320 mg piperaquine.
Dosis: 4 mg/kg/hari dihydroartemisinin dan 18 mg/kg/hari piperaquine 1x sehari selama 3 hari.

Artesunate plus tetracycline or doxycycline or clindamycin
Tidak bentuk sediaan blister untuk kombinasi obat-obat ini. Second-line therapy ini dipakai pada kasus gagal dengan terapi ACT yang sudah direkomendasikan (sangat jarang) dan wanita hamil yang gagal dengan terapi ACT. Sebaiknya terapi ini hanya dilakukan di RS.
Dosis: Artesunate (2 mg/kg 1x sehari) plus tetracycline (4 mg/kg 4x sehari) atau doxycycline (3.5 mg/kg 1x hari) or clindamycin (10 mg/kg 2x sehari). Diberikan selama 7 hari.

NB:
o Terapi antimalaria dapat diberikan secara parenteral atau rektal selama 3 hari bila tidak dapat menelan maupun muntah.
o Antipiretik diberikan bila suhu >38,5°C. Paracetamol dapat dipakai dengan dosis 15 mg/ kg tiap 4 jam baik per oral atau rektal. Ibuprofen (5 mg/kg) dapat dipakai sebagai alternatif. Acetylsalicylic acid (aspirin) sebaiknya jangan dipakai pada anak-anak karena adanya risiko Reye’s syndrome.
o Pada ibu hamil:
 Walaupun data yang tersedia terbatas, obat antimalaria yang dianggap aman untuk ibu hamil trimester pertama adalah quinine, chloroquine, clindamycin, dan proguanil.
 Ibu hamil trimester pertama dengan uncomplicated falciparum malaria sebaiknya diterapi dengan quinine plus clindamycin selama 7 hari (quinine monotherapy jika clindamycin tidak tersedia).
 Artesunate plus clindamycin selama 7 hari diindikasikan bila terapi pertama gagal.
 Pada trimester 2 dan 3 pemakaian derivat artemisinin dinilai aman, tidak ada efek yang membahayakan bagi ibu maupun janin.
Primaquine dan tetracycline sebaiknya jangan dipakai pada wanita hamil.
AS+SP sebaiknya jangan dipakai karena harus menurunkan asupan folat agar efektifitas ACT tersebut menibgkat.
Mefloquine dan amodiaquine sebaiknya juga dihindari karena adanya efek yang kurang bagus untuk janin.
o Pada ibu yang menyusui: diberikan terapi antimalaria standar (termasuk ACT), kecuali primaquine dan tetracycline.
o Pada anak-anak:
 SP jangan dipakai pada minggu pertama kehidupan karena efek hiperbilirubinemia.
 Primaquine sebaiknya dicegah sebelum umur > 1 bulan.
 Tetracycline, doxycycline dicegah sebelum umur > 8 tahun.
 Bila per oral sulit dilakukan dalam 6 jam (karena muntah atau sulit menelan), dapat dilakukan per rektal (misal artesunate) sebelum dikirim ke RS yang menyediakan fasilitas parenteral. Hal ini dapat mengurangi risiko baik disabilitas permanen maupun kematian.

Sumber:
WHO.2010. Guideline Malaria 2nd Ed.
gefor.4t.com

5 komentar:

  1. obat antimalaria yg biasanya ada di puskesmas apa saja ya?
    btk

    BalasHapus
  2. ada beberapa, misal untuk oral Arsuamoon (Artesunate + Amodiaquine) maupun Arterakine (Dihidroartemisinin + Piperaquine) serta untuk malaria berat ada Artesunate injeksi...

    BalasHapus
  3. kalau swasta ada juga, yaitu Coartem (Artemether + Lumefantrine). Harganya di salah satu apotek di
    ibukota provinsi adalah sekitar Rp. 5.300,- - Rp. 5.400,-/tablet. Dan untuk pasien dewasa (>34 kg) butuh 2x4 tablet selama 3 hari atau hampir Rp. 130.000,-.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tolong dibalas,,,,dimana sya bisa cari obat tersebut?

      Hapus
  4. Kina atau quinine masih dipakai sampai sekarang...

    BalasHapus