Selamat Datang di MEDICAL

Rabu, 25 Mei 2011

Malaria


Malaria disebabkan oleh infeksi prasit protozoa dari genus Plasmodium yang menginfeksi sel darah merah (eritrosit). Parasit ini masuk ke tubuh manusia (host perantara) melalui inokulasi (“gigitan”) nyamuk Anopheles betina (host definitif). Ada 4 spesies Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia: P. falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P. malariae.

Gejala awal malaria tidak spesifik dan mirip dengan gejala ringan dari infeksi virus. Seperti nyeri kepala, lemas, nyeri perut, nyeri sendi dan otot, menggigil, demam, berkeringat, anoreksia, mual, dan muntah. Bila pada tahap awal ini, dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang sudah mengarah ke malaria dengan tidak adanya gangguan organ vital, terapi dapat segera diberikan. Hal ini untuk meng-cover P. falciparum (progresivitasnya hanya dalam beberapa jam) yang bila tidak ditangani sesegera mungkin bisa berakibat fatal. P. falciparum bisa menyebabkan malaria berat, dengan satu atau beberapa gejala seperti: koma (cerebral malaria), asidosis metabolik, anemia berat, hipoglikemia, gagal ginjal akut, atau edema pulmo. Bila diterapi baru pada saat gejala dan tanda malaria berat muncul, tingkat fatalitasnya sekitar 10-20%.

Saat ini kita dihadapkan dengan semakin meningkatnya resistensi terhadap regimen yang sudah digunakan. P. falciparum, P. vivax, dan P. malariae sudah terdata mengalami resistensi. P. falciparum sudah resisten terhadap semua regimen yang kita pakai sekarang (amodiaquine, chloroquine, mefloquine, quinine, and sulfadoxine-pyrimethamine) dan mungkin derivat artemisinin. P. vivax mengalami resistensi terhadap sulfadoxine-pyrimethamine di beberapa area dan resistensi terhadap chloroquine sudah terjadi di Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan beberapa negara Oceania.

Diagnosis berdasarkan klinis dan parasitologis.
Rekomendasi WHO untuk diagnosis klinis/ suspek malaria tanpa komplikasi (uncomplicated malaria: malaria dengan gejala simptomatik tapi tidak ada gejala gangguan organ vital) :
• di tempat yang risiko malaria rendah: diagnosis didasarkan pada paparan terhadap malaria dan riwayat demam 3 hari sebelumnya tanpa ada penyakit parah yang lain.
• Di tempat yang risiko malaria tinggi: adanya riwayat demam selama 24 jam terakhir dan/ atau adanya anemia (pucat pada palmar merupakan tanda yang reliabel bagi anak kecil) dapat dijadikan dasar diagnosis klinis.
Secara parasitologis pemeriksaan penunjang yang bisa dipakai seperti mikroskop cahaya dan RDT (rapid diagnostic test). Sebaiknya pemeriksaan dengan suspek malaria berat, pemeriksaan penunjang ini sudah selesai < 2 jam. Bila tidak memungkinkan, treatment hanya didasarkan pada diagnosis klinis.

Treatment menyusul...

Sumber:
WHO. 2010. Guidelines Malaria 2nd Ed.
Cariobat.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar